Banyuurip, 29 Oktober 2019
SEJARAH BERDIRINYA DESA BANYUURIP
Desa Banyu – urip terdiri dari 2 padukuhan, ialah :
Banyu- urip dan Baran.
Desa tersebut sebelum tahun: 1968 masih berbentuk pedukuhan dan termasuk wilayah desa Kalibatur. Dengan adanya operasi pembinaan wilayah Tulungagung Selatan, maka lalu diadakan pemecahan.
Dukuh Banyu-urip dijadikan desa tersendiri dan mendapat tambahan wilayah dari desa Rejosari yang berdekatan
letaknya.
Dukuh Banyuurip
Sebabnya dinamakan Banyu-urip menurut cerita adalah sbb. :
Dahulu kala ketika masih berwujud hutan terdapat sebuah sungai yang airnya terus-menerus mengalir. Sungguhpun tempat ini letaknya di daerah pegunungan, namun bagi yang babad pertama tidak timbul rasa gelisah karena disitu terdapat air yang mereka namakan “Banyu panguripan” oleh sebab itu lalu tempat tersebut lalu diberi nama Banyu-urip.
Tetapi lama- kelamaan akibat tanah longsor sungai jadi tertutup tanah dan tidak kelihatan lagi. Pada tahun 1944 didekat bekas sungai tersebut pernah dibuatkan waduk tetapi karena derasnya air hujan terpaksa tanggulnya putung dan hingga sekarang belum diadakan perbaikan lagi.
Dukuh : Baran.
Ceritanya adalah demikian : waktu mmasih berupa hutan ada seseorang bernama : Dulkusen memang sengaja bara disitu untuk babad hutan. Kemudian datang lagi seseorang yang bernama : Wonokarso.
Begitu seterusnya berturut-2 datang beberapa orang lain berikut keluarganya yang juga untuk tujuan yang sama sehingga tempat tadi merupakan tempatnya orang bara. Setelah menjadi padukuhan lalu diberi nama Baran.
Didekatnya pedukuhan ini terdapat rawa yang disebut pula rawa Baran.
Dukuh : Tekik.
Dukuh Tekik terletak disekitar Kantor Perwakilan Kali batur. Dahulu ditempat ini tedapat sepotong pohon tekik besar yang letaknya di tepi jalan. Karena rindangnya maka banyak orang yang bepergian berhenti disitu untuk berteduh. Demikian pedukuhan itu lalu dinamakan dukuh Tekik.